Followers

Senin, 12 September 2011

Mimpi - Pohon Berdaun Kuning

Malam ini saya terbangun dua kali. Dan dalam semalam itu, entah bagaimana kejadiannya, saya juga bermimpi selama dua kali. Dengan tema cerita yang berbeda. Dengan setting dunia yang berbeda.

Saya terbangun ketika kakak ipar saya sedang menyetel televisi pertandingan bola, dan tak saya hiraukan sama sekali. Saya berada di kamar, sementara televisi terletak di ruang tengah. Saya melanjutkan tidur lagi karena tadi malam begitu mengantuk, sampai-sampai laptop yang saya letakkan di samping kepala saya, yang masih menyala dan masih saya cas, tidak sempat saya matikan bahkan untuk jaringan internetnya.

Mimpi saya yang kedua, selepas mimpi tentang seorang laki-laki yang membawa pistol dan menembakkan ke langit-langit ruangan itu, saya bermimpi menjelma menjadi seorang anak kecil yang berusia sekitar 17 tahun. Lumayan muda, daripada sekarang. Anehnya, saat itu saya sedang membawa sabit yang sangat tajam karena mau mencari rumput atau dedaunan di sebuah sawah, yang entah rumput itu untuk binatang peliharaan siapa, saya juga tak tahu--karena dalam dunia nyata saya memang tidak mempunyai kambing atau sapi.

Ada beberapa anak kecil yang berada di sana--di pinggiran sawah dekat rumah--yang memang saya tahu dia adalah anak dari tetangga dekat saya sendiri--salah satunya. Lalu, saat saya melihat ke tepi sawah yang lain, di sana ada beberapa batang pohon yang daunnya berwarna kuning cerah--bentuk daunnya seperti daun waru namun entah mengapa seluruhnya berwarna kuning.



Karena saya sama sekali belum mendapatkan rumput atau daun--yang entah buat peliharaan siapa--tanpa basa-basi saya langsung memotong pohon itu, yang mungkin tingginya hanya sekitar satu meteran. Saya papras pohon berdaun warna kuning cerah itu separuh. Tiba-tiba saja datanglah seorang nenek-nenek tua yang memarahi saya karena telah memotong pohon-pohon yang ia tanam.

Nenek-nenek itu memarahi saya habis-habisan--dan saya tahu kalau itu adalah nenek-nenek tua yang tinggal di samping rumah saya.

Di saat itu, dalam mimpi yang lebih mimpi lagi, pikiran saya tiba-tiba saja terlempar ke masa lalu, yang mengingatkan saya bahwa dahulu kala, saya juga sempat bermimpi seperti ini. Hanya saja, nenek-nenek tua itu dulu memperbolehkan saya untuk menebang pohon-pohon di samping sawah itu.

Saya pun berkata pada dia, "Loh, Nek, dulu kan nenek sendiri yang bilang, kalau tak apa-apa menebang pohon itu. Kok sekarang malah marah-marah sama saya?"

Tapi nenek itu tetap saja ngotot memarahi saya karena telah menebang pohon miliknya.

Setelah itu, saya pun menghentikan aksi penebangan itu, agak nggerundel atas sikap nenek-nenek tua itu yang tak konsisten atas ucapannya dahulu.

Saya pun pergi dari sana. Tapi entah kenapa, saat saya pulang, saya merasa malu luar biasa, karena saya pulang dengan tanpa mengenakan celana pendek saya. Bahkan sempak saya. Ada seseorang yang melihat dan mengikuti saya dari belakang, tapi saya tak tahu siapa dia. Yang pasti, bukan nenek-nenek itu. Dan akhirnya saya pun terbangun dari mimpi.

Tidak ada komentar:

TERTAWALAH SEBELUM TERTAWA ITU DILARANG!!!

Ning, nong, ning, glung, Pak Bayan...
Sego jagung ora doyan...
Iwak ingkung, enak'e...
Kesandung dingklek, aduh Mbok'e...
:D

Total Tayangan Halaman

Cari

Nek arep nggoleki lewat kene: