Followers

Senin, 12 September 2011

Kopdar Grup Kepenulisan "CENDOL" di Yogyakarta

Sebagai seorang penulis, tentu saja kita tak lepas dari sebuah komunitas kepenulisan yang secara tidak langsung akan memberikan kita sebuah dorongan maupun semangat, untuk terus menghasilkan karya-karya yang bermutu. Walaupun tanpa itu semua kita memang bisa berdiri sendiri jika semangat yang kita punya sudah membara dan berkobar-kobar.

Namun bukan hanya itu saja sisi positif yang bisa kita ambil, akan terlalu sempit jika kita berpikiran seperti itu, melainkan kita bisa saling bertukar pikiran dan menambah ilmu yang kita punya. Bahkan tak hanya sebatas itu, kita bisa memperoleh banyak "hal" yang akan terlalu panjang jika saya utarakan semua di tulisan ini.

Jujur, saya memang kadang terlalu sulit untuk menyesuaikan diri di sebuah kalangan yang terdiri dari banyak orang. Kehidupan saya selama ini lebih terkesan "sepi", tanpa banyak orang yang menemani. Yeah, masa lalu yang pahit. Tapi, entah kenapa, setelah saya bertemu dan bergabung dengan Grup kepenulisan Online yang bernama "CENDOL", saya merasakan ada suatu hal yang berbeda. Saya merasakan ada suatu "kehangatan" di sana, suatu keluarga, yang walaupun kita berbeda jarak, tapi seolah terasa sangat dekat. Saya tak melebih-lebihkan akan hal itu. Karena kenyataannya memang seperti itu. Berikut ini buktinya, foto-foto saat diadakan Kopdar di Yogyakarta, yang ketika bertemu, seolah-olah kita langsung kenal saja. Akrab sekali. Luar biasa.


 Foto saat perkenalan. Hihi. Grogi dikit. Dilihatin Bunda Titie Surya soalnya. ^__^



Yang ini foto saat mendengarkan Mbak Nita Tjindarbumi memberikan ilmu tentang kepenulisan. Hihi, ganteng yak aku. Kayak Arman Maulana. ^__^



Ini foto keseluruhan peserta yang ikut Kopdar Yogyakarta. Ada suker Donatus A. Nugroho juga, bunda Titie Surya, bunda Astuti, dan lain sebagainya. Yang pasti, aku yang paling ganteng! :P


Hasil yang saya dapat dari Kopdar itu antara lain, selain menjalin silaturahmi, juga mendapatkan ilmu tentang kepenulisan yang disampaikan oleh Mbak Ari Kinoysan. Tentang bagaimana kita bersikap, bagaimana kita mencari penerbit yang cocok, bagaimana memasukkan karya ke suatu penerbit, bagaimana mengolah ide hingga menjadi suatu tulisan yang layak terbit, dan lain sebagainya. Semuanya dijelaskan dengan gamblang dan sejelas-jelasnya.

Pembicara selanjutnya adalah Mbak Nita Tjindarbumi. Dia menyampaikan dengan loyal sekali, membuka suatu rahasia menembus media--terutama majalah--agar bisa diterima dengan mudah. Sebuah ilmu yang sangat bermanfaat. Tapi mohon maaf, tidak sempat saya tulis di sini. :p
Kiranya cukup sekian saja tema bagi-bagi ilmu kita. Bila ada salah kata, saya minta maaf yang sebesar-besarnya. (Jiacchhh... kayak acara hajatan saja) :D

Yang pasti, salam sastra dan sejahtera.
Tertanda,
Si Kucing Merah.


6 komentar:

Nessa MetaKartika mengatakan...

ganteng? =-=a

Nessa MetaKartika mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
soe mengatakan...

Hu-um. Kayak Arman Maulana. ^_^

soe mengatakan...

Hu-um. Kayak Arman Maulana. ^_^

Avioleta Zahra mengatakan...

potoku ikut nampang euyyy, agagagagaga...

soe mengatakan...

Yang mana Mbak Zahra? :D

TERTAWALAH SEBELUM TERTAWA ITU DILARANG!!!

Ning, nong, ning, glung, Pak Bayan...
Sego jagung ora doyan...
Iwak ingkung, enak'e...
Kesandung dingklek, aduh Mbok'e...
:D

Total Tayangan Halaman

Cari

Nek arep nggoleki lewat kene: