Bicara soal komedi, novel berikut adalah sebuah mahakarya yang dapat
membuat Anda terpingkal-pingkal, bersalto ria, sampai guling-guling.
Pasalnya, novel setebal 310 halaman ini memiliki cerita paling berbeda
dibanding kebanyakan novel bergenre komedi lainnya. Bukannya ranah
pernovelan di Indonesia sedang gandrung dengan bandrol dunia misteri
alias per-pocong-an. Namun, novel ini mampu menyuguhkan sesuatu yang
renyah, siap untuk disantap sampai habis. Dan, tak lupa 'sense of
humor' yang kuat ditampilkan dengan alami dalam novel ini.
Penyuguhannya tidak menjenuhkan, tidak membuat ngantuk, apalagi
membingungkan. Karena novel ini ditulis oleh seorang pengarang yang
sudah diakui kebesarannya. Beliau adalah Om Sutanto, penulis novel
Paimo dan Mak Jenun serta Mantra.
Novel Arjuna Nangkut
Beras sebenarnya plesetan dari buah karya legendaris Ayu Utami, seorang
maestro sastra pemenang novel DKJ. Ialah Saman yang dijadikan sebagai
plesetan super ngocol Arjuna Ngangkut Beras. Namun, jika Anda membaca
dan membandingkan Arjuna Ngangkut Beras dengan Saman, mungkin Anda akan
terkejut, karena keduanya memiliki gaya penceritaan, alur, latar, dan
semuanya serba berbeda. 1800 bersebrangan.
Berikut
penulis akan mereview keseluruhan dari isi buku Arjuna Ngangkut Beras.
Dari mulai tata sampul, tata letak, sampai isi buku.
1. Tata Sampul Nyentrik
Karena
novel ceria, tentu sampulnya pun harus menyejukkan. Eye catching
istilahnya. Di sampul depan terpampang ilustrasi 4 gadis lucu dan 1
pria yang sedang mengangkat 2 karung beras. Tampak elegan, namun jauh
dari kesan membosankan. Lucu. Tulisan 'Arjuna Ngangkut Beras' dicetak
timbul dan bergelombang. Ditambah tulisan 'sebuah Novel' yang merupakan
ciri khas novel-novel terbitan Diva Press. Agar semakin menarik
ditambah pula teks yang berbunyi 'Plesetan super Ngocol dari Saman
karya Ayu Utami'. Memang benar.
Sebagai pembaca dan
pembeli. Ketika kali pertama melihat covernya. Tentu kesan tertarik
langsung menjalar ke saraf sensorik saya. Saat itu tanpa pikir panjang,
saya langsung mengambilnya dari rak novel toko buku, meskipun waktu itu
saya tidak tahu novel tersebut adalah novel komedi. Harus saya akui,
sang penata sampul 'Ferdika' benar-benar jeli dan dapat mendesain
ilustrasi dengan sangat cantik, menawan, dan menggugah. Perlu diacungi
dua jempol.
2. Tata Isi Keren
Salah satu ciri
penerbit Diva Press adalah sering menyelipkan kotak berisi potongan
cerita pada buku. Ibaratnya benang merah yang menjadi inti penceritaan.
Tapi, dalam novel-novel komedi terbitan Diva Press box tersebut
dijadikan bingkai kejadian lucu. Dan itulah satu lagi ciri khas yang
mumpuni dari salah satu penerbit nasional ini. Bukan tidak mungkin
banyak penggemar buku-buku Diva yang tertarik karena hal ini. Dalam hal
tersebut Sang penata isi novel Arjuna Ngangkut Beras 'Violet Vitriya'
menata dengan baik dan anggun tata isi novel konyol ini. Tak lupa tiap
halaman berisi bacaan yang sudah ditata tidak terlalu panjang dan tidak
terlalu pendek untuk dibaca. Disusun demikian baik dan teliti. Tiap
awal bab diberi ilustrasi kartun lucu. Pokoknya keren! Juga tiap
sisipan box dibingkai dengan kotak sederhana yang diujungnya ada
ilustrasi kartun juga. Menggelitik.
3. Isi Buku
Cerita
yang diulas runtut adalah kelebihan sebuah novel. Juga, detil-detil
yang digambarkan gamblang akan semakin menambah keunggulannya. Dua hal
tersebut ternyata diusung lengkap dalam Arjuna Ngangkut Beras.
Pengalaman pengarang yang merupakan unsur ekstrinsik sangat
dimanfaatkan. Utamanya Arjuna Ngangkut Beras adalah novel bersetting
daerah Jawa, dialog-dialog yang diadaptasi kebanyakan campursari.
Mantap! Anehnya, penulis sangat piawai meramu kedua aliran bahasa itu.
Mungkin kejelian editor juga sangan mendorong nilai estetika novel ini.
Namun, yang menjadi kekurangan adalah tidak adanya foot note yang
memperjelas dialaog atau kata yang merupakan bahasa Jawa. Tentu hal ini
sangat mengganggu apabila pembaca tidak pernah belajar bahasa Jawa atau
bukan orang Jawa.
Tentang cerita dan alur Arjuna Ngangkut
Beras, keduanya unik dengan polesan ending (akhir cerita) yang
menggebrak. Novel ini bercerita tentang petualangan 4 gadis.
Markuntili, sebagai sentral sudut pandang. Dan saudara-saudaranya.
Yaitu, Laule (sumber konflik), Yasmini dan Cuk, masing-masing memiliki
karakter kuat dan konyol, mereka semua memburu Samin (si Arjuna yang
bekerja sebagai pengangkut beras di pasar). Petualangan mencari cinta
itu dibumbui kejadian-kejadian gokil. Gadis-gadis itu yang notabene
para penjual jamu (kecuali Cuk) sangat kocak dan tak pernah menyerah
mengejar Samin. Pada akhirnya, cinta mas Samin tak diduga muaranya.
Hikmah
yang bisa dipetik dari novel ini sebenarnya jika kita peka adalah yang
pertama agar selalu menghadapi hidup dengan santai tapi tetap tidak
mengenyampingkan kewajiban. Kedua, jangan pernah menyerah untuk
menggapai sesuatu, karena dengan ikhtiar dan tawakal pasti kita mampu.
Walau pada akhirnya kita harus gigit jari, tapi kita harus tetap
bangkit.
Semoga dengan dibuatnya review ini, Diva Press
tetap unggul dalam menerbitkan novel-novel berkualitas. Terutama yang
bergenre komedi. Salam sukses!
Cirebon, 7 Juni 2012
Oleh: Dedul Faithful